Pemprov Kalbar Masifkan Gerakan Pangan Murah Beras Lokal Diserbu Warga

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Ketahanan Pangan terus memasifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam berbagai kesempatan.

Termasuk saat peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (HKG-PKK) ke- 52, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-21 dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31.

Dalam momentum tersebut Pemprov Kalbar menggelar GPM untuk membantu meringankan beban masyarakat.

Sejumlah komoditas disediakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar dengan harga yang sangat terjangkau. Salah satunya beras lokal Kalbar yang sangat diminati masyarakat.

Beras lokal Kalbar sengaja dihadirkan oleh Dinas Ketahanan Pangan untuk menjadi pilihan warga dalam GPM tersebut.

Beras yang diproduksi dari beberapa kabupaten di Provinsi Kalbar diserbu warga yang hadir dalam HKG-PKK ke- 52, BBGRM ke-21, Harganas ke 31 di Kantor Camat Pontianak Barat pada Kamis (25/4).

“Dalam GPM ini kita menonjolkan beras lokal Kalbar yang kita dapatkan dari beberapa kabupaten misalnya Landak, Mempawah dan Sambas,” kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar Doni Saiful Bahri.

Doni Saiful Bahri. menambahkan beras lokal tersebut dijual dengan harga 50 ribu rupiah perkemasan lima kilogram dengan kualitas medium.

Dirinya memastikan kualitas beras lokal terjamin dengan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat oleh kelompok tani.

Dikatakannya dalam momentum HKG-PKK ke- 52, BBGRM ke-21, Harganas ke 31 di Kantor Camat Pontianak Barat tersebut pihaknya mempersiapkan sebanyak empat ton beras lokal untuk membantu meringankan beban masyarakat.

“Kita juga sedang mengusahakan untuk beras premium, kita juga akan menggunakan beras lokal yang premium jika ada kelompok tani yang menyediakan stok,” jelasnya.

Doni Saiful Bahri mengungkapkan berdasarkan data produksi beras 600 ribu ton cukup untuk memenuhi kebutuhan 5,4 juta jiwa masyarakat Provinsi Kalbar.

Meskipun demikian surplus tersebut hanya terjadi ditingkat petani. Lantaran produksi petani sebagian disimpan dalam bentuk gabah kering giling.

“Kita terus akan menggencarkan GPM ini untuk membantu meringankan beban masyarakat,” tutupnya. (din) 

 

Sumber : Suara Pemredkalbar.com

25 April 2024